skip to main |
skip to sidebar
Antusiasme, dalam bahasa inggris “anthusiasm” dan semua berasal dari kata yunani “Anthos”
Apa arti “Anthos” sebenarnya???
Ternyata artinya adalah : “Tuhan ada pada diri seseorang”
Itulah kenapa, kata “antusias” disejajarkan dengan ketulusan seseorang dalam memberikan “perhatian” dan “layanan” yang sangat-sangat luar biasa.
Karena semakin kita tau arti “anthos” itu, patutlah kita semakin malu jika melayani sesuatu dengan apa adanya, padahal “di dalam diri kita, Tuhan selalu ada”.
So,
Mari kita berikan “pelayanan” terbaik dengan menjunjung kata “antusias”, baik bagi keluarga, rekan sejawat, dan lingkungan kita.
Semakin banyak kita menabur “benih antusias”, alhasil buah “kebaikan dari Tuhan” pasti dapat kita panen.
Sederhana saja buka artikel ini dengan kalimat yang cukup fenomenal dari pendekar kungfu yang sangat fenomenal “Bruce Lee”.
Beliau pernah mengeluarkan statement “aku tak gentar dengan orang yang berlatih 10000 tendangan dalam 1 waktu, tapi aku gentar dengan orang yang berlatih 1 tendangan dalam 10000 waktu”.
Kalimat Bruce Lee diatas sangatlah memiliki makna yang dalam tentang apa itu “konsistensi”.
Ya, hanya orang dengan konsistensi berlatih menajamkan skill dan mengejar mimpi lah yang dapat menghasilkan “energi” besar dalam peta persaingan.
Konsistensi bukan berarti melakukan hal yang “sama”, namun lebih kearah menjaga “tujuan” besar dengan melakukan hal-hal yang terus memiliki level semakin tinggi tiap harinya.
Adalah Rasulullah SAW beserta para khulafaurasyidin dapat kita jadikan contoh terbaik dalam menjaga “konsistensi” nya mengajarkan dan menebar kebaikan di muka bumi.
Itulah kenapa dalam Islam juga disebutkan “Allah lebih suka hamba yang melakukan amalan kecil namun sering daripada amalan besar namun sekali saja”.
So,
Tetap jaga konsistensi atas mimpi-mimpimu, karena sesuai dengan pepatah bijak “saat kita mengatakan menyerah, sebenarnya kita sangat dekat dengan keberhasilan”.
PASSION !!! (Gairah — Energi Besar)
Adalah anugerah dari Tuhan yang sudah ditanam dalam tiap-tiap diri manusia, namun tak semua orang bisa menemukan dan mengikuti “passion” nya.
Apa tanda nya jika seorang ketemu “PASSION”.
Mudah saja menandakan “passion” itu apa, yang jelas saat kita bertemu dengan “passion”, kita akan melakukan dan mengejarnya dengan energi penuh, sekuat tenaga namun “enjoy” dan “menyenangkan”.
Bahkan, jika tak melakukannya, pasti akan merasakan “kegelisahan” tersendiri.. “Passion” juga membuat orang tak tanggung-tanggung mengeluarkan waktu, tenaga, dan biaya lebih untuk “mengasah” nya.
Bisakah kita tak mengikuti PASSION???
Jawabannya “sangat bisa”, karena tak semua orang berani mengambil keputusan besar untuk mengikuti “passion” nya,
Passion Dan Hobi.
Keduannya mirip, namun “passion” lebih dekat dan erat dengan visi dan misi seseorang dalam hidupnya.. Bahkan orang yang sangat bahagia adalah ketika apa yang dikerjakan sudah selaras dengan “passion” bahkan “berpenghasilan” darinya.
Rumus singkat agar bertemu “PASSION”.
Steve Jobs bilang “connecting your dots” !!!
Ya, kita sebenarnya bisa menghubungkan kesenangan-kesenangan kita dari saat kecil, remaja, hingga saat ini. Hubungkanlah kesenangan-kesenangan itu (dalam hal positif) menjadi sesuatu yang lebih untuk bisa memberi kita semangat dalam hidup ini.
So,
Gak ada yang gak mungkin, coba temukan “passion” mu, dan bersiaplah merasakan ledakan-ledakan luar biasa yang kita tak bisa membendung apalagi membohonginya.
Tapi tetap ada kata kunci yakni “anugerah-Nya”,
Untuk itu asah dan manfaatkanlah “passion” mu sebagai bentuk rasa syukurmu.
Dalam beberapa kesempatan baik dalam seminar maupun buku yang saya baca, semua sepakat bahwa “kegiatan yang dilakukan selama 40 hari berturut-turut” akan menjadi “kebiasaan !!.
Akhirnya saya mencoba menerapkan teori tersebut dengan berusaha “menulis” artikel kecil di web kelolaan pribadi.. dan hasilnya “CUKUP 20 Hari, saya sudah KECANDUAN”.
Pada artikel ini, saya hanya mau menyampaikan, bahwa saat kita tak memiliki “kecintaan” terhadap apa yang “harus” dilakukan, ya harus ada “pemaksaan” untuk menjadikannya kebiasaan !! (Butuh 40 hari).
Namun jika kita “mencintai” yang kita lakukan, untuk mencapai konsistensi “cukup 20 hari” untuk menjadikan kita “kecanduan”.. ini yang biasa disebut PASSION.
So,
Carilah hal positif yang anda cintai, coba saja lakukan 20 hari berturut-turut tanpa terputus. Buktikan sendiri bahwa anda akan “kecanduan” !!
Yang suka baca buku, coba lakukan 20 hari tanpa putus !! Alhasil anda akan merasa “kurang” jika belum baca.
Apapun itu selagi positif, tak perlu ragu !! Lakukan mulai detik ini juga disertai komitmen , hidupmu akan jauh lebih bergairah bahkan menebar manfaat buat sesama.
“Allah lebih suka hal positif yang dikerjakan dengan konsisten walaupun kecil, dibandingkan hal positif besar namun hanya sesekali”
Adalah Andres Ericsson dkk yang telah menemukan teori “10.000 jam” yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi ekspert atau ahli dalam suatu bidang.
Hasil yang didapat dari penelitian di “academy music” membuktikan bahwa orang yang berlatih “mengasah” kemampuannya selama 10.000 jam dapat dipastikan menjadi ekspert.
Secara umum, di Eropa orang mengalokasikan 3 jam/hari untuk berlatih mengasah kemampuannya, dan jika dijadikan tahun, maka dibutuhkan waktu 10 tahun untuk menjadi “The Real Expert”.
Siapa contohnya???
The Beatles dalam waktu 10 tahun mampu menjadi band papan atas yang namanya harum hingga kini.
Bill Gates dalam waktu 7 tahun mampu menjadi ahli pemrograman di usia 20 tahun !! Kenapa bisa 7 tahun?
Ya, karena sejak usia 13 tahun, dia mengasah kemampuannya sehari bisa sampai 5-7 jam !! sehingga dia bisa mencapai 10.000 jam nya lebih cepat !!
Point :
Jika ada orang yang bertanya, “saya sudah 15 tahun kerja sebagai editor di perusahaan X, kok belum bisa ekspert?”
Ya, karena kegiatan “mengasah kemampuan” yang dimaksud bukanlah hanya sekedar rutinitas saja, namun dari hari kehari selalu ada “langkah menuju ilmu dan skill” baru untuk menju ekspert.
Saya benar-benar malu saat membaca “pengetahuan ini”, karena apalah yang sudah dilalui dalam hidup ternyata belum memiliki tujuan “mencapai” nilai MENUJU EXPERT !!
So,
Ayo segera temukan “tujuan” kita mau jadi “ekspert” di bidang apa?? Dan “asah” sekarang juga !!! segera capai 10.000 jam mu.
Kalimat yang diukir Martin Luther King benar-benar menyihir saya, *simple but powerful*.
“Jika anda tak dapat terbang, berlarilah.. jika tak dapat berlari, jalanlah.. jika tak dapat berjalan, merangkaklah.. apapun yang anda lakukan, tetaplah BERGERAK MAJU”
Saya sepakat bahwa salah satu ciri manusia atau makhlukNya masih hidup adalah *bergerak*, karena menandakan bahwa masih ada energi yang Allah titipkan kepada kita.
Bahkan alat “Electro Cardio Graph” memunculkan gambar detak jantung untuk menandakan bahwa anda masih hidup, ya “gerakan” lah yang menandai kita masih hidup.
Sekarang jika ditanya, bagaimana cara bersyukur???
“cara mensyukuri berkahNya adalah dengan optimalkan apa yang kita miliki”
Secara sederhana saya menyebutnya “Ubah Energi 3 tingkat”.
Ya, sejalan dengan apa yang diungkap ilmuwan inggris (James Prescott Joule) bahwa “energi tak dapat diciptakan atau dimusnahkan” yang ada hanya dapat kita ubah atau konversi energi tersebut.
Apa itu “Ubah Energi 3 Tingkat” ??
Cobalah sobat susun untuk apa energi kita.
Contoh:
Saya diberi energi oleh Tuhan hingga dapat melihat, energi saya pakai untuk baca buku, setelah itu saya tuangkan dalam tulisan apa inti yang saya baca, setelah itu saya sampaikan isi itu tak hanya dalam tulisan tapi dengan bercerita kepada orang lain.
Nah itulah Ubah Energi !!!
Lihat-> Baca-> Tulis-> sampaikan.
Setidaknya ada 3 tingkat mengubah energi agar apa yang kita punya (gratis dari Allah) bisa maksimal dan manfaat buat yang lain.
Ingat yang disampaikan Rasulullah SAW “khoirunnas anfauhum linnas”.
yakni “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”.
So,
Saatnya kita ungkapkan syukur dengan cara “Ubah Energi” dengan hasilkan gerakan-gerakan yang manfaat.
Kita diciptakan bukan tanpa alasan Tuhan.
Kita diberi raga untuk membuktikan bahwa nilai kita sangatlah berharga.
Kita diberi nyawa bukan untuk abaikan makna takwa.
SAATNYA UBAH ENERGI KITA !!!
Karena hanya manusia yang “bergerak” menunjukkan bahwa kita hidup dan bersyukur...
Secara sederhana, saya bisa membedakan manusia dengan 2 tipe, yang pertama adalah “pejuang” dan yang kedua adalah “pecundang”.
Pejuang !!
Mereka adalah manusia dengan mental yang selalu berfikir bahwa “setiap kejadian, bahkan masalah yang saya hadapi adalah peluang”.
Walaupun saya tak bisa menggapai tujuannya, setidaknya masalah-masalah yang ada saat ini menjadi “peluang” dalam bentuk pelajaran yang begitu berharga untuk esok.
Pejuang selalu berfikir “tak pernah ada waktu yang tak mengandung peluang”, tokoh besar sudah banyak mencontohkan “masalah” dapat dijadikan peluang.
Lalu, siapa “Pecundang” ?
Ya, mereka yang selalu menganggap lingkungan menjadi “tak pernah” berpihak padanya. Mereka selalu mengutuk keadaan, mencaci orang yang diatasnya, bahkan yang parah menganggap Tuhan tak adil.
Pecundang selalu membunuh pikiran yang berisi “peluang”, karena semakin sering dilatih berpikir “negatif”, alhasil itulah yang dipanen nya.
So,
Sahabat-sahabat ku, hidup ini terlalu indah jika hanya diisi oleh “keluhan”, karena saya yakin jumlah “nikmat” Tuhan terlalu besar dibanding dengan “keluhan” atau masalah kita.
Andaikan setiap mengeluh Tuhan mencabut 1 nikmatnya, jangan-jangan saat ini kita tak mampu beraktifitas apa-apa lagi.
Yuk !! Selalu pandang bahwa “masalah” adalah peluang,
Karena yang ada di otak kami adalah mental sang “pejuang” !!!
Dari banyak sikap dan sifat yang paling bahaya jika menghinggapi kita, penyakit “minder” sangatlah memiliki daya “rusak” luarbiasa seakan menggerogoti nilai semangat
Minder atau biasa disebut “gak pede” ini pasti pernah dialami oleh semua orang dalam menghadapi suatu “tantangan”, namun bagaimana besarnya “minder” ini yang berbeda-beda.
Apa penyebabnya minder sebenarnya diri anda sendiri yang jauh lebih paham penyebabnya (muncul dari kata hati).
Namun jika kita telaah, biasanya minder tumbuh subur saat orang “kurang atau tidak memiliki kesiapan”, “baru pertama kali terjun di sebuah kompetisi”, “bayangan gagal yang menghantui”.
Nah sekarang.. Ini sedikit kalimat yang mudah-mudahan bisa membuat anda memiliki senjata kuat untuk “membunuh” rasa minder tersebut.
1. Kita itu unik
Ingat!! Kita ini diciptakan unik oleh Tuhan YME, dengan susunan DNA yang spesifik kita miliki.
So, bersyukurlah atas keunikan kita dan yakinlah bahwa kemampuan yang ada adalah anugerah.
Bagaimana bersyukur?? Ya asah kemampuan, latih terus.
2. Buat apa takut
Kalalu memang takut itu muncul di depan sebelum “pertandingan” kenapa kita pilih??
Padahal semua belum terjadi, malah kita membuat “imajinasi” yang kadang gak logis (baca: minder).
3. Ingat kata mbah “Einstein”
Intinya, kalo mau gak pernah gagal?? Ya bersiaplah untuk jadi orang yang gak pernah nyoba hal baru. Insyaallah dijamin “basi”.
4.Lebih sering berkompetisi
Cara membunuh paling manjur dengan biasakan berkompetisi, mau kalah mau menang, teruslah berkompetisi positif. Malah kalau sudah biasa, justru “kompetitor” sebenarnya adalah guru terbaik.
So,
Jangan beri “makan” rasa mindermu, segera bunuh dengan 4 langkah diatas.
Insyaallah kita bisa lebih PeDe.
Ini merupakan pengetahuan yang luar biasa dan anda pasti sudah banyak yang mengetahuinya. Adalah Stephen Covey yang mengutarakan teori yang cukup “fenomenal” yang dia beri nama “10/90 principle”.
Apa itu prinsip 10/90 ??
Secara sederhana artinya adalah hanya 10% saja sesuatu yang (tidak bisa dikendalikan kita) dan 90% nya merupakan (hal yang bisa dikendalikan kita).
Apa fenomenanya ??
Dalam kehidupan kita, 10% adalah takdir atau keadaan yang kita alami, dan itu semua merupakan hal yang tak bisa kita kendalikan, karena itu benar-benar kuasaNya.
90% nya adalah “cara kita menyikapi yang 10%”.
Dan itu semua bisa kita kendalikan, karena 90% itu ada di tangan kita masing-masing.
Jika ada “masalah” yang sama menimpa 2 orang yang berbeda, bisa jadi 2 orang itu menanggapinya sangat berbeda, ada yang menanggapi dengan “keluhan dan selalu pesimis” dan ada pula yang menanggapinya dengan “optimis, menganggap sebagai peluang, dan positive thinking”
So,
Ingat!! Kesuksesan kita sangat sangat didominasi oleh 90% yang ternyata ada pada diri kita masing-masing.
Berlatihlah mengasah kemampuan dalam menanggapi “masalah” dengan bijak dan positif, agar 90% kita merupakan mental luar biasa yang selalu berprinsip hebat “nyalakanlah lilin daripada mengutuk kegelapan”.
Pada dasarnya, kita juga pernah belajar tentang antonim (lawan kata) sewaktu SD dulu.. bahkan gak jarang muncul di soal psikotest masuk kerja.
Dan memang benar, bahwa dalam hidup ini kita selalu dihadapkan pada 2 pilihan, selalu 2, ya “dua” :
Mau malas atau rajin ???
Mau tidur atau bangun ????
Mau diam atau bergerak ????
Mau lambat atau cepat ????
Mau kasar atau lembut ????
Ya semuanya selalu dihadapkan dalam 2 pilihan.. dan kami menyebutnya “Pertarungan”, selau ada Menang dan Kalah !!! Tanpa draw.
Bahkan saat pikiran kita didatangi godaan melakukan kesalahan pun selalu dihinggapi pilihan “YA lakukan atau TIDAK lakukan”.
Dalam hal beribadah pun selalu muncul pikiran-pikiran “Ya atau Tidak” :
1. Mau shalat tepat waktu atau nanti sajalah, kerjaan nanggung.
2. Mau sedekah banyak atau ah sedikit dulu saja kebutuhan saya maaih banyak.
Atas 2 pilihan yang selalu muncul dalam setiap kejadian kita, dibutuhkan keputusan TEGAS dan CEPAT dalam bertindak.
Ini seolah simple, tapi perlu saya share untuk bahan kita bersama memenangi pertarungan pikiran kita sendiri.. ini tips nya :
1. Dalam hal “kebaikan”, segera tentukan YA !! LAKUKAN !! dan tak perlu pikir panjang.
2. Dalam hal “Keburukan”, segera katakan TIDAK dan cari kegiatan positif lain untuk mengalihkan.
Kita terlalu sering memberikan toleransi untuk bertindak, sehingga potensi untuk tidak jadi atau menunda melakukan kebaikan semakin besar.
Kita terlalu sering beri kompromi untuk berfikir menolak keburukan, sehingga terjadilah keburukan itu.
So,
Mulai saat ini.. yuk saling mengingatkan untuk menjadi pribadi yang TEGAS memilih dalam bertindak, kurangi waktu toleransi jika memang baik segera lakukan dan jika buruk, segera tinggalkan.
Selalu dengarkan hati nurani..
Hidup kita saat ini adalah hasil penjumlahan dari pilihan-pilihan yang kita ambil di masa lalu. -Wayne Dyier-
Tiap dari kita pasti pernah mengalami “peperangan” di pikiran dan hati antara “butuh” atau “ingin” dan dilema ini sering menghantui biasanya dalam kondisi yang “menggiurkan”.
Kita perlu pikiran yang benar-benar jernih dan logis untuk lebih memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan, dan kebutuhan yang harus memiliki manfaat jangka pendek atau jangka panjang.
Salahkah mendahulukan keinginan???
Tidak ada yang salah, selagi kondisi kita memungkinkan dan sangat mencukupi melaksanakan “kebutuhan”, memang kita perlu memanjakan “keinginan”.
Namun,
Disaat kondisi kita “pas”, perlulah kita memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan semata, karena kebutuhan itu cenderung lebih memiliki manfaat yang lebih jika dibandingkan hanya keinginan belaka.
Saat anda memiliki “rupiah” tertentu, jika dihadapkan pilihan “beli gadget terbaru” atau ikut “seminar bermanfaat”, manakah yang anda pilih?
Jawabannya, ada di tangan anda !! dan jadikan pilihan anda adalah konsekuensi yang akan anda terima dikemudian hari.
Dalam skala kepentingan, para ahli membagi jadi 4 jenis tujuan :
1. Tak Penting - Tak Mendesak
2. Penting - Tak Mendesak
3. Tak Penting - Mendesak
4. Penting - Mendesak
Tak perlu kesulitan untuk menentukan mana yang perlu didahulukan, intinya selagi kita bisa menuruti “keinginan” dan “kebutuhan”, maka pergunakanlah kesempatan keduanya dengan bijak.
Namun selagi kita disuruh memilih salah satu, pastikan pilihlah “Kebutuhan” yang sesuai dengan visi misi hidupmu.