Sabtu, 30 April 2016

0 #Renungan Ary Sandhy Putra

Kesabaran adalah pokok kebahagiaan, ketelitian adalah pokok kemenangan serta keyakinan adalah pangkal kejayaan.
Mereka-mereka yang cuma belajar hukum-hukum kebijaksanaan dan hukum-hukum sukses tanpa mempraktekkannya sama juga dengan membajak ladang tanpa kemudian menanaminya.
Tujuan yang baik saja percuma kecuali kalau sudah dilaksanakan dengan semestinya.


Pada dasarnya manusia adalah baik, tetapi sering berubah oleh situasi dan kondisi.
Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan, wasapada mengamati kesempatan, bijaksana dan berani mempertimbangkan kesempatan, kuat dan ulet memanfaatkan kesempatan agar berhasil sebaik-baiknya merupakan kesanggupan yang pasti mendatangkan sukses.
Seorang optimis melihat kesempatan dalam kesulitan-kesulitan, tapi seorang pesimis melihat kesulitan dalam kesempatan.


Tujuan hidup ialah kebahagiaan dan ini tidak dapat dicapai dengan memburu kesenangan, tetapi dalam suatu kehidupan yang sederhana dan wajar, sedapat mungkin bebas dari segala benda keduniaan.
Rasa percaya pada diri sendiri telah membuat orang tersebut berani memandang masa depannya sebagai masa yang gemilang.


Jadilah orang yang berhati baik selalu terpuji dimana-mana dan banyak disukai, karena itu jagalah selalu kebersihan jiwamu.
Sebelum bertindak harus memikirkan terlebih dahulu apakah tindakan itu akan menjadi benar, kemudian dalam menghadapi segala sesuatu yang bagaimanapun gawatnya janganlah lengah.
Karena kelengahan menyebabkan kelemahan, kelemahan menyebabkan kekalahan, kekalahan menyebabkan penderitaan.


Hanya orang yang halus perasaan keindahannya, rahasia keindahan alam ini dibukakan Tuhan untuknya.
Kejujuran dan kerja keras adalah ciri-ciri watak yang terpuji, tapi untuk sukses kedua hal ini masih perlu disertai dengan tujuan yang tepat dan pasti.
Dan siapa yang ingin berhasil baik dalam dunia, harus bijaksana dalam mempergunakan ucapan-ucapan.


Lihatlah keatas untuk kemajuan pengetahuan dan lihatlah pula kebawah untuk isi pribadimu, karena dari bawah lah engkau dapat kemurnian asal usul Nya.
Selalu ada banyak cara untuk mendidik diri, sarana dan peralatan untuk mengejar ilmu pengetahuan tersedia dimana-mana selama seseorang masih mempunyai keinginan untuk belajar.
Tak ada batas usia tertentu jika anda ingin menuntut ilmu, dalam menuntut ilmu janganlah menganggap bahwa belajar itu suatu beban melainkan anggaplah sebagai hobi.


Dalam perkembangan manusia segala kemajuan tergantung kepada daya kemampuan mereka yang mempunyai kelebihan-kelebihan dalam hal pengetahuan, kecakapan atau bakat dan juga tergantung kepada mereka yang karena kelebihan-kelebihan kemampuan mereka telah dapat menunjukkan jasanya kepada masyarakat.
Kita boleh puas dengan apa yang kita miliki tetapi janganlah merasa puas dengan keadaan diri kita, karena orang harus belajar banyak untuk bisa mengetahui betapa sedikitnya sebenarnya yang diketahuinya.


Bahwa segala sesuatu yang bagi kebanyakan orang seolah-olah tidak mungkin terlaksana dapat anda kerjakan dengan berhasil, asal saja anda dapat bekerja dengan semangat menyala-nyala dan tidak mengenal putus asa.
Rencana harian yang tersusun dengan cermat merupakan cara yang jitu untuk memaksa anda memusatkan perhatian dan bekerja dengan tekun, anda tentunya tidak akan menyimpang dari rencana harian itu, sebab langkah-langkah penunaian tujuan telah digariskan.


Hidup ini adalah kenyataan yang tak mungkin kita elakkan, oleh sebab itu hadapilah pula dengan kenyataan.
Jika kita tidak kuat mencari jalan menuju bahagia atau tidak kuat menyingkir dari jalan sengsara, sekali-kali jangan berputus asa, tetapi berpegang teguh lah dengan keberanian, hadapilah tantangan hidup di dunia ini dengan hati yang tabah dan tenang, setenang air di telaga.


Tahukah anda bahwa penghidupan seseorang itu membutuhkan pedoman, bila anda merasa berpedoman imbangilah dengan pengetahuan, namun pengetahuan anda wajib seimbang dengan kemampuan, ada pun bila anda merasa mampu janganlah anda bertindak tanpa perhitungan.
Sebab bila anda menggunakan perhitungan nantinya akan merasa kepuasan, dan bila anda merasa puas janganlah anda melupakan bahwa dalam kehidupan anda mempunyai teman dan kewajiban, tahukah anda bahwa dari teman dan kewajiban itulah anda dapat mengenal penderitaan dan kebahagiaan.


Kita dapat merasa senang karena hayalan tapi kita akan lebih bahagia karena kenyataan, kesenangan datang dan perginya tidak meminta diri, maka orang yang tenggelam dalam kesenangan dunia tentu lekas jadi melarat dan akan menanggung sengsara yang lama sekali.
Ingatlah nafsu adalah kekuatan lahiriyah yang tak ada bandingnya, orang bisa mencapai kemegahan dan kemewahan setinggi langit justru karena nafsu ini, nafsu bisa pula membuat seseorang terpelanting dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan, karena itu memperbanyak kesabaran di semua segi merupakan syarat mutlak yang patut dilakukan.


Kebahagiaan yang dihadapi hendaknya jangan selalu dipuji-puji, sebaliknya pula kesedihan yang dihadapi hendaknya jangan dimaki-maki, ibarat bunga mekar dan kemudian layu hendaknya diterima seadanya, demikian orang yang memiliki keseimbangan jiwa dalam suka dan duka.



Jumat, 22 April 2016

0 diary part#46 (Puzzle Kehidupan)


Kita kadang benci dengan kegagalan, bahkan mengutuk tiada habis hingga lupa bahwa impian masih terbentang.

Semalam kudapati pelajaran menarik sebelum tertidur, begini maknanya :

Hidup ini bagaikan puzzle, baik yang menyenangkan maupun juga yang menyedihkan, semua adalah potongan-potongan yang merangkai hidup kita.

Maka janganlah kau benci atau membuang bagian puzzle, karena satu saja hilang, keutuhan makna kehidupan tak akan pernah tersusun.

Memaknai setiap kejadian, baik kejadian yang menyenangkan maupun menyedihkan, setidaknya kita mendapat bekal agar menjadi pribadi yang lebih matang menghadapi tantangan.

Mari,
Kita syukuri.. karena apapun kejadian menimpa, itu adalah potongan puzzle yang menggenapi makna kehidupan indah ini.

Senin, 18 April 2016

0 diary part#45 (Tentang Ikhlas)


Masih ingat pesan :
“Memberilah sampai tangan kirimu pun tak mengetahuinya”.

Ya, bicara soal ikhlas memang mudah diucap namun tak sesederhana untuk dilakukan.
Karena selalu ada “penyakit” hati yang membayangi saat kita “berusaha ikhlas”.

Jika saya ditanya “apa yang dimaksud ikhlas ???”

Jawabannya sederhana :
“Melakukan sesuatu tidak semakin baik jika dipuji manusia, dan melakukan sama baiknya ada atau tidak ada orang yang melihat”.

Lantas, bagaimana melatih agar apa yang diperbuat selalu dekat dengan hati yang ikhlas ??? Ini sedikit tips nya :

1. Biasakan berbuat sesuatu positif dalam kondisi apapun, mau ramai, sepi, dan dalam segala kondisi.

2. Selalu tanamkan “Allah yang maha menilai segalanya dan mencatat setiap kebaikan yang ada”.

3. Buatlah selalu sikap positif bahwa kebaikan boleh untuk dipublikasi dengan tujuan “agar orang lain” tertarik juga berbuat baik, bukan untuk tujuan lain.

4. Banyak berguru pada orang-orang dengan pengabdian luar biasa baik melalui pertemuan langsung, buku, dan media lain.

5. Terus tingkatkan intensitas berbuat positif tersebut, semakin sering, semakin biasa kita melakukan, dan semakin aman dari rasa tinggi hati.

Sementara itu dulu, teringat akan kalimat super dari Albert Einstein :
Saatnya mengubah cita-cita menjadi pengabdian

Sabtu, 16 April 2016

0 diary part#44 (Tentang Doa)


Dalam membahas semangat hidup, tiap orang memiliki definisi sendiri-sendiri, namun sebenarnya semua dapat dikerucutkan dengan definisi sederhana dengan pendekatan “TUHAN tidak akan pernah menolak doa hambaNya”.

Banyak motivator, penulis, bahkan tokoh masyarakat membahas tentang konsep doa ini, dan saya akan mengulas sederhana sebagai core yang berujung pada “SEMANGAT HIDUP” kita.

Pada hakekatnya, ada 3 macam jawaban Tuhan terhadap doa kita, dan ini benar-benar membuat kita harusnya malu saat tidak bersyukur.

Inilah 3 macam doa itu :

1. Doa yang di kabulkan Tuhan

Tentu dalam hal ini Tuhan menjawab doa kita secara langsung atau tidak langsung, namun apa yang kita panjatkan atau harapkan benar-benar Tuhan kabulkan.
Bagaimana mendapatkan posisi ini ???
Tentu semakin dekat dan layak kita menjadi kekasihNya, InsyaAllah Dia akan memberikan apapun yang kita butuhkan.

2. Doa yang di tangguhkan

Pada point ini, banyak orang terjatuh karena menganggap apa yang kita butuhkan.
Kenapa Tuhan tidak menjawab doa kita ???
Ada 2 pendekatan yang sebaiknya menjadi pandangan kita :
-Sudah pantaskah usaha yang kita lakukan untuk mencapai mimpi itu ??? Layak kah kita ???
-Yakinkah kita akan tetap menjadi manusia yang tetap baik, bahkan jauh lebih baik jika “mimpi itu” sudah diberikan pada kita ???
Ya, Tuhan Maha Besar, Maha Mengetahui waktu yang terbaik untuk menjawab doa kita.
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya”. (Ar-Radu ayat 11)

3. Doa yang di gantikan

Saat mimpi yang kita idamkan tidak terpenuhi juga, Tuhan dengan segala kebaikanNya memiliki keputusan lain dalam menjawab doa hambaNya.
Ya, dengan MENGGANTIKAN apa yang kita INGINKAN dengan apa yang SESUNGGUHNYA kita BUTUHKAN.
Dalam hal ini pendekatannya adalah sbb :
-Yakinkah apa yang kita minta atau inginkan adalah yang terbaik bagi kita saat ini ??? Ya, Allah lah yang Maha Tahu apa yang kita butuhkan, maka dari itu Dia mengubahnya dengan nikmat yang lain.
-Tidak pantas pula kita mengeluh atas keinginan yang belum terpenuhi, karena seharusnya kita introspeksi diri sudah cukupkah kita mensyukuri semua nikmat yang tak terhitung ???

Dari 3 macam DOa yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan dalam point berikut :

* Kita sedikitpun tak pantas mengeluh kepadaNya, karena yakinlah sebenarnya rasa syukur kita masih sangat jauh dibandingkan apa yang telah DIA berikan.

* Secara etimologi, doa adalah bentuk usaha vertikal kita, maka dari itu untuk membuat kesempurnaan garis linier positif (pencapaian), ya kita harus melakukan usaha horizontal (berbagi dengan sesama).

* Ingatlah betul janjiNya. “Jika kita mendekati Dia dengan berjalan, Dia akan mendekati kita dengan berlari, dst)”.

Sukses mencapai mimpi tidak akan pernah terwujud tanpa KERJA KERAS – KERJA CERDAS - KERJA IKHLAS - DOA – TAWAKAL – BERSYUKUR.

Tidak ada doa yang tak dijawab OlehNya, ALLAH Ya Rahman Ya Rahim.

Selasa, 12 April 2016

0 diary part#43 (Menyulam Fakta)


Saya masih ingat betul saat dosen kami mengatakan :
“Teori buatan manusia adalah definisi dari fakta-fakta yang ada, dan tak ada teori yang selalu benar, yang ada adalah belum terbukti kesalahannya”.

Kalimat diatas cukup membuat kami terhenyak saat itu, karena memang benar bahwa sebenarnya semua teori yang dibuat hanyalah hasil “kesepakatan” yang digunakan.

Begitupun apabila seseorang memiliki tujuan hidup, sebenarnya itu adalah hasil “kesepakatan” antara logika dan hati kita.

Itulah kenapa saat kita menemukan “fakta” yang tidak sesuai dengan “teori”, kita berusaha (menyesuaikan) fakta agar mendekati teori yang ada.

Dalam mengejar “tujuan” pun hendaknya begitu, apabila kita masih meyakini tujuan itu memiliki “manfaat”, maka berusahalah dengan berbagai jalan (yang baik).

Jika menemukan kesulitan, tak perlu kita mengubah “tujuan”, yang perlu diubah adalah “caranya”. Baik cara menemukan jalan, maupun cara mengartikan “kesulitan” itu sendiri.

Kita adalah makhluk terbaik, maka malu lah saat menginginkan hasil terbaik, tapi enggan melakukan proses terbaik.

So,
Bergeraklah terus mengejar mimpi terbaikmu, karena kita lahir bukan tanpa alasan Tuhan.

if the facts dont fit the theory, change the facts- Albert Einstein 

Jumat, 08 April 2016

0 diary part#42 (Optimis Saja Tak Cukup)


Belakangan semakin banyak pertanyaan soal optimis kepada saya,
Kira-kira begini “mas, saya ini optimisnya sudah gak usah ditanya lagi, tapi kenapa prestasi gini-gini aja ya ???”

Dan inilah yang sebabkan kami sedikit mencari jawaban soal masalah tersebut, dan jawaban yang paling pas ialah :

“OPTIMIS saja tak cukup, kita perlu menjadi orang REALISTIS, dan sikap realistis tak lain tak bukan ialah mengerahkan semua daya doa dan upaya terbaik demi mencapai cita”.

Ya, lebih tepat jika kita mulai melengkapi pandangan bahwa Optimis-Realistis ialah kunci keberhasilan.

Saya jadi teringat analogi menarik yang disampaikan Cak Lontong soal “Optimis - Pesimis - Realistis”.

Ibarat kita menaiki kapal layar menuju sebuah pulau dan kita sudah berada di tengah perjalanan. Beginilah gambarannya :

Pesimis : kita tak yakin sampai ke pulau itu, karena ombak besar dan anginnya tak tau kemana.

Optimis : kita pasti yakin sampai, tetap yakin pasti sampai.

Realistis : supaya sampai ke pulau, akan ku arahkan layar ini agar memanfaatkan arah angin yang sesuai bahkan mendayung jikalau arah angin berlawanan.

Itulah kenapa, kita sebaiknya memiliki sikap yang tak cukup dengan optimis, namun “Optimis - Realistis”.

Selasa, 05 April 2016

0 diary part#41 (Mau Sukses atau Nyaman)


Dalam sebuah seminar kecil kala itu iseng saja ada perumpamaan :

Rekan-rekan sekalian, begini aturannya.
Saat saya bertanya, apa tujuan anda ???

Jawablah dengan isyarat ini :
Tangan kanan -> diacungkan jika anda ingin sukses.
Tangan Kiri -> diacungkan jika anda ingin nyaman.
Angkat kedua tangannya -> jika ingin sukses dan nyaman.

Ternyata, sesuai dugaan 90% peserta seminar mengacungkan kedua tangannya.
Dan saat itu juga sang motivator bilang “yang angkat kedua tangannya, itu lagi BERKHAYAL”.
Sontak semua peserta tertawa.

Point :
Saya sadar 1 pernyataan hebat dari penulis muda “Muhammad Ass’ad”,
Dia bilang di dalam buku NFQ 1 “there is no growth on comfort zone, and there is no comfort on growth zone”.

Ya, untuk mencapai sukses, kita harus mencari dan mengurangi zona-zona yang membuat kita nyaman saat ini.
Karena kenyamanan justru kondisi paling “bahaya” bagi perkembangan seseorang.

Ibarat seorang bayi, dia selalu meng“upgrade” kemampuannya dalam merangkak, berjalan, lari, naik sepeda dst.
Dalam tahap perkembangan kemampuannya, resiko yang dihadapi anak tersebut pasti akan lebih berbahaya “jatuh, luka, celaka dll”.

So, kita yang bisa menilai sudahkah kita berani keluar dari zona nyaman ???
Atau masih mau nyaman dengan kemampuan yang itu-itu saja ???

Keputusan ada di tangan kita masing-masing, dan apapun yang kita tebar, itulah yang kita tuai”.

Sabtu, 02 April 2016

0 diary part#40 (Kebahagiaan Untuk Orang Lain)


Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta.
Tiba-tiba sang motivator berhenti berkata-kata dan mulai memberikan balon kepada masing-masing peserta.
Dan kepada mereka masing-masing diminta untuk menulis namanya di balon-balon tersebut dengan menggunakan spidol.

Kemudian semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.
Sekarang semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu dan diminta untuk menemukan balon yang telah tertulis nama mereka.

Dan hanya diberi waktu 5 menit, semua orang panik mencari nama mereka, bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya sehingga terjadi kekacauan.

Waktu 5 menit sudah usai, tidak ada seorangpun yang bisa menemukan balon mereka sendiri.

Lalu di waktu berikutnya sang motivator meminta kepada peserta untuk secara acak mengambil sembarang balon dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya.
Dalam beberapa menit semua orang punya balon dengan nama mereka sendiri.

Akhirnya sang motivator berkata :
Kejadian yang baru terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri.

Mirip dengan mencari balon mereka sendiri dan banyak yang gagal.
Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika mereka memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Mirip dengan memberikan balon tadi kepada pemiliknya.

Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang lain.
Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan kebahagiaan anda sendiri.

Penutup :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan wejangan :
“Barangsiapa yang membantu seorang mu’min terlepas dari kesusahan di dunia, niscaya Allah akan membantunya terlepas dari kesusahan dunia dan akhirat”. (HR.Muslim)