Rabu, 08 Juli 2015

0 HASRAT BATHINKU


Bahkan aku tidak tau kapan aku berkorban,
karena pengorbanan tak pernah aku rasakan.

Aku ikhlas karena aku cinta,
aku lakukan apa saja untuk cinta,
dari yang masuk akal hingga keluar akal.


Jikalau aku tidak dihargai aku akui aku menangis,
tapi tangisku dalam bentuk yang lain; seperti lontong.
Lontong adalah nasi dalam bentuk yang lain bukan???


Aku menyebutnya adalah sebuah perjalanan,
Apa yang baik yang bisa aku lakukan saat ini, aku lakukan saja...


Minggu, 05 Juli 2015

0 SENANDUNG LIRIH


Seputih embun di pagi hari
Harap yang sirna semalam
Berganti asa di ujung pagi
Sesejuk kabut menyelimuti
Dan disini aku masih mencoba merenungi
Bila asa itu telah sirna
Akan ku bangun kembali ceria bersama sang surya
Tak kan ku biarkan
Harapan ini tercabut dalam jiwa
Akan ada pelangi sesudah hujan
Akan ada tawa sehabis tangisan
Begitulah hidup
Berputar silih berganti


Aku bukan segalanya
Yang bisa mewujudkan impian
Dan aku bukan manusia super
Yang tak pernah letih
Aku hanya manusia biasa
Yang ingin di cintai
Dan aku punya perasaan
Yang bisa sedih karena cinta
Yakinkan aku tentang cinta
Yang bisa aku artikan
Bukan khayalan kebahagian
Dan bukan sebuah kekecewaan


Apa yang ku dengar
Tak selamanya seperti yang ku lihat
Apa yang ku raba
Tak selamanya seperti yang ku rasa
Apa yang ku ingin
Tak selamanya seperti yang terjadi
Ku terus berjalan
Di tepi harapan
Tuk mencari arti
Arti Kehidupan yang fana ini
Hanya semangat dan cintalah
Yang membuatku bertahan
Bertahan melawan sayatan angin kehidupan
Mungkin hidup tak selamanya merah membara
Terkadang harus merasakan kelamnya hitam
Tapi masih ada cahaya putih dibalik awan kelam
Masih ada harapan yang menanti


Malam mulai mengejar segala mimpi yang ada
Pagi datang menjemput segala angan yang datang
Siang perjuangan yang sangat melelahkan menemani hatiku
Tuntutan di setiap hari yang ku jalani membuatku mengerti
Betapa hidup memang harus berjuang
Hingga akhirnya semua ketentuan ditentukan
Rasa bimbang dan takut bercampur dalam darah
Menjadi sebuah aliran yang menyesakkan
Akankah tujuanku selama ini terlaksana
Benarkah selama ini yang ku jalani sudah benar
Semua pertanyaan itu muncul dalam benakku
Tapi jawaban yang ku tunggu tak juga datang
Semua ini belum berakhir


Hujan tak juga reda
Sedang langit semakin gelap
Apa yang sedang kau lakukan disana
Adakah kau merindukan seseorang selain aku
Sedangkan aku disini selalu merindukanmu
Rinduku ini rindu yg aneh
Kadang dia seperti hujan yg melepaskan segala dahagaku
Kadang seperti api yang membara membakar jiwaku
Kadang seperti anak kecil yang selalu ingin dimanja
Aku selalu beharap rindu ini ada
Biarlah ia ia meneteskan kebahagian kala jiwa sedih
Hingga ia reda terciptalah pelangi
Biarlah ia berkobar seperti api membakar jiwa
Hingga ia padam meninggalkan abu kenangan
Dan biarlah ia manja jangan pernah dihiraukan
Tunggulah ia mendewasakan jiwa
Lalu ia tahu bagaimanakah sesungguhnya rindu sejati itu


Hari berlalu tanpa rasa
Tak sadar ku telah tinggalkan tekatku di belakang
Dan kembali ku terjerat dalam gulungan waktu
Berbaris berderet tiada ku pahami
Ku renungkan dan ku teliti detik-detik yang mengusik
Apa yang harus ku susun dan ku tata
Ku basuh telapak kaki agar tahu sejauh mana ku mampu melangkah
Ku takar cawan perasaan biar jangan sampai meluap menerima sikap
Aku harus belajar kepada burung-burung
Agar bsa terbang dan dapat melihat luas indahnya aneka warna alam
Akoe hrus blajar kepda ikan
Biar bisa menyelami hingga ke dasar bumi
Dan ku pelajari rahasia-rahasia yang tersembunyi
Aku harus belajar sama binatang malam
Biar bisa berjalan di kegelapan
Aku harus belajar bernyanyi kepada burung pagi
Agar bisa menghibur diri tatkala sepi
Dan dari segala rasa resahku
Aku mau belajar kepada siapa saja yang mau mengajariku
Tentang dunia tentang hidup tentang apa saja
Yang dapat membuat damai dalam kedamaian


Berjalan ku terarah
Hirup susana pagi bergumul tawa
Menggenggam erat hati yang berbunga
Ini semua begitu indah
Tak ada lagi mimpi mengaduk kata
Tak ada lagi kebohongan dalam jiwa
Hanya karena pergumulan rakyat jelata
Dengan pembahasan yang tak ada ujungnya
Aku pergi dengan tujuanku
Aku beryanyi akan kuatku
Dan jangan kau usik hidupku dengan hidupmu
Karena aku tak mengerti apa itu mimpi


Sendu lirih yang kian memacu
Dendangkan kesunyian pekat yang rancu
Tergadai asa suka dengan resah
Dalam topang harap yang tak disangka
Mencuatkan belati yang menghujam jiwa
Alun rinai air mata yang tak terbendung dari telaga
Mengalir deras hingga ke dasar lembah
Langit yang di tuju pun berbuntut muram
Semuram diriku yang tenggelam dalam duka yang mendalam
Sejauh mata memandang
Hanya kelam kabut yang menjulang tak ada cerah
Seolah dunia merasa
Merasuk dalam sendu
Berkabung dalam gelap sanubariku


Dalam bimbang ku lepas khayal
Merobek-robek kenyataan yang ada
Mencoba dan terus mencoba
Kibaskan nestapa yang mendera
Mungkinkah diri ini mampu bertahan
Menghadang semua aral yang datang
Ataukah kan terkapar bersimbah kepedihan
Terinjak derita yang tak berkesudahan
Tuhan beri hamba sedikit kekuatan
Agar tak tunduk pada duka nestapa
Dan tak takluk oleh tamparan cobaan


Memandang langit nan indah
Menikmati ciptaan Sang Maha Pemurah
Ucapan syukur menghias lidah
Berharap kan bisa selalu terarah
Terik mentari di pagi hari
Menghibur jiwa yang sunyi
Cahaya semerbak menyinari hati
Hatiku kini tak lagi pilu
Terbuai dunia yang menipu
Ku berharap ini kan bersemi selalu
Demi mengharap cinta Dzat Yg Maha Tahu
Ku berharap hatiku kan secerah mentari
Bisa menerangi hati-hati yang sunyi
Membangunkan jiwa-jiwa yang sepi
Mengapai ridho Ilahi