Rabu, 25 Oktober 2017

0 In The Name Of My Mother


Mentari pagi mulai datang lagi, suara burung ku sambut hari berganti. Sesegar kopi hangat temani warnai pagi, tambahkan sdikit susu tuk aroma kopi yang baru. Mari susun rencana ke depan kita melesat, cepat jangan terhambat oleh rasa ragu. Just free your mind and keep it real.

Apa kabar kawan kok diam saja. Apa yang kau pikirkan untuk negeri ini. Bangkitlah engkau sahabat, kejarlah semua impian untuk negeri Indonesia yakinlah pada Tuhan. Siapkan dirimu untuk jadi lebih baik. Mestinya kau bisa pahami suasana hadapi sisi nyata. Hidup di dunia tak harus meraih keinginan yang selalu kau impikan.

Rasanya ada gemuruh pertempuran di dasar hatiku, perang batin yang hebat antara hitam dan yang putih. Ku lepaskan otak melayang ikuti semua kenyataan. Aku tak peduli apa kata mereka, ceritakan segala caci maki. Aku punya harga diri kadang terpendam di hati, aku punya hati nurani kadang tetimbun mati.

Teringat mimpi-mimpi sampai saat ini belum juga nyata, waktu pun tertawa menyeret langkahku yang semakin tua. Tak akan henti ku bertanya semua mungkin salahku, sampai mati ku bertanya mungkin semua memang takdirku. Salah benar semua pernah kulakukan. Sudah maafkanlah hati ini, sejuta mimpi yang tertunda. Ku dengar malaikat bernyanyi, nyanyikan lagu tentang mimpi. Mimpi indah yang ku tinggalkan. (apa mesti mimpi itu ku beli)

Ini tentang langkah yang ku tentukan, cara yang ku pakai tuk mencapai sebuah tujuan. Hidup adalah anugrah yang tak terhingga. Ada sesuatu yang indah di luar sana. Dapatkah ku dengar getaran yang menakjubkan hati berselimutkan langit dan angin. Suara kejujuran hati yang berani. Bebaskan aku melangkah mencari tempat berpijak, lepaskan aku berlari menembus tembok tradisi.

Nampaknya kondisi situasi yang selalu menghantui. Terlalu putih di bilang sok suci terlalu hitam di anggap pengaruh setan. Tak juga hilang kenangan yang dulu jejali pikiranku. Andai ku bisa menghentikan waktu, sempurnakan semua kelakuanku. Lepas memori ke masa lalu menembus batas waktu, ku bebaskan otak melayang jauh menyelimuti takut dan ragu.

Ingin keluar tuk dapatkan pemikiran baru. Ku bersumpah tuk menjadi lebih baik tapi ruang dan waktu tak membantu. Berharap inilah saat tuk berucap, selamat tinggal kekecewaan. Tapi hati ini masih tak yakin. Persetan dengan kepalsuan persetan dengan kemurnian. Ku sadari semua, dalam hidup ini, kau hanya dapatkan apa yang akan Tuhan berikan.


0 komentar:

Posting Komentar