skip to main |
skip to sidebar
Saat saya mengendarai motor dengan santainya, tiba-tiba “Braaak”, sebuah mobil menabrak bemper motorku dari belakang.
Setelah saya dan pengemudi turun sama-sama cek, ternyata motorku hanya lecet kecil, namun mobil mewah itu mengalami gores cukup panjang di bagian depan nya dan pasti bukan biaya kecil melakukan perbaikan cat nya.
Merasa bersalah, pengemudi mobil pun minta maaf karena lalai (terlambat rem) terlalu konsen liat kaca spion.
Dan kami pun bersalaman dan memberi senyum masing-masing.
Point:
Ibarat kaca spion, sebenarnya dalam kehidupan pun kita mengenal kaca spion, ya kaca spion itu untuk melihat kebelakang (masa lalu).
Tidak ada 1 orang pun yang tak memilki masa lalu, baik & buruk semua pasti pernah terlewati.
Dari cerita diatas, bisa kita bagi manusia dalam 3 tipe :
A. Terlalu fokus dengan spion
B. Menjadikan spion sebagai pelengkap menatap jalan depan
C. Mengabaikan fungsi kaca spion
Mana yang terbaik??? Tentu jawaban “B” yang terbaik,
Karena terlalu fokus meratapi masa lalu sampai lupa terhadap hari ini dan masa depan adalah orang yg mengundang “kegagalan”, seperti contoh mobil tadi.
Apalagi tidak pernah melihat masa lalu, memang seakan-akan perjalanan lancar ke depan, tapi kita tidak pernah tau bahwa banyak dari masa lalu bisa dijadikan “Guru” dan sebgai EWS (early warning system) untuk perbaikan kita ke depan.
So,
Proporsional menjadikan masa lalu sebgai pelajaran, mensyukuri dan bertindak terbaik hari ini, untuk mencapai esok yang istimewa perlu kita tanam.
Kita lebih familiar dengan kata2 IQ, EQ, dan SQ. Apa bedanya??
1. IQ (Intelegent Quotient) : kecerdasan intelegensia (dekat ke hard skill)
2. EQ (Emotional Quotient) : kecerdasan emosional dimana tingkat kedewasaan mental dalam hadapi masalah (soft skill)
3. SQ (Spiritual Quotient) : kecerdasan spiritual dalam memahami fakta-fakta hidup dalam konsep kejiwaan dan keTuhanan berdasar pada keyakinan masing2-masing.
Lantas apa itu AQ (Adversity Quotient)??
kecerdasan seseorang yang tumbuh setelah mereka mengalami KEPAHITAN dan KEGETIRAN hidup dalam waktu tertentu”.
AQ sangat-sangat jarang dimiliki seseorang, dan AQ merupakan pelengkap IQ, EQ, dan SQ seseorang karena hanya orang dengan AQ luar biasa mampu memegang prinsip “jatuh 3 kali, tapi bangkit 5 kali”.
Tak perlu bingung siapa pemilik AQ tertinggi dalam sejarah: dialah “Muhammad SAW”, karena dengan kegetiran dicaci maki, ditekan dengan kondisi apapun, justru menjadikannya semakin “kuat”.
So,
Masihkah berfikir “menyerah” dalam kesulitan yang ada? Justru ini jadi “peluang” bagi kita mengasah dan mencapai “AQ” terbaik dalam hidup ini!!
“Tuhan mengajarkan kita menjadi pribadi hebat terkadang lewat ujian-ujian yang hanya pantas meluluskan oleh orang-orang besar”
Semoga kita semua menjadi pribadi dengan kecerdasan yang komprehensif dan dapat menularkannya...
Hari ini adalah hari ulang tahun untukmu, Papa.
Tak banyak kata yang bisa aku ucapkan untukmu.
Aku hanya bisa senantiasa berdoa untukmu semoga panjang umur dan sehat selalu.
Dengan bertambahnya usiamu kini, maafkanlah anakmu ini yang belum bisa membanggakanmu.
Ajaran-ajaranmu akan selalu aku ingat. Aku kan berusaha yang terbaik untuk keluaraga ini.
Waktu aku masih kecil aku selalu percaya dengan Papa, aku menganggap kalau Papa itu bisa semuanya, baik dalam segala hal.
Sosok Papa memang sangat sempurna buat aku, ya hal itulah yang aku fikirkan waktu kecil.
Melihat perjuangan dari Papa yang begitu besar buat kelangsungan hidup keluarga.
Tentu aku bangga akan Papa yang tiada lelah menghidupi keluarga ini.
Ngga cuma itu, kadang juga Papa selalu memarahi aku.
walupun begitu aku tau kalau Papa marah karena Papa sayang dengan aku.
Papa hanya menunjukan kalau apa yang aku lakukan itu salah.
Oleh karena itu maafkanlah anakmu yang sudah membuat Papa sangat kecewa denganku.
Jangan pernah bosan untuk menegurku, mengajariku selalu tentang semua proses kehidupan.
Aku berjanji aku akan menjadi pribadi yang kuat, dengan mental yang kuat serta mandiri dan ngga pernah manja.
Kesabaran Papa selalu membuat hati getir, betapa tulusnya Papa menanggung beban keluarga.
Kesabaran Papa selalu menjadi pedoman untuk hidupku, bahwa perjuangan memang harus mengorbankan banyak hal, kadang juga terasa menyakitkan.
Papa punya porsinya sendiri begitu pun dengan Mama, kalian memang nggak bisa dibanding-bandingkan, kalian punya cara masing-masing.
Selamat ulang tahun tahun Papa, selama ini aku hanya habisin uangmu, belum bisa sedikit pun balas jasamu.
Nanti aku akan menjadi anak yang berbakti padamu.
Untuk pria yang selalu membawa yang terbaik dalam diriku.
Aku ingin mengatakan betapa aku menghargai semua yang Papa lakukan dengan penuh kasih sayang untukku.
TERIMAKASIH. SELAMAT ULANG TAHUN PAPA.
“BAHAGIAMU HARGA MATI DI HIDUPKU”
Dalam kehidupan sosial, dan semakin bertambahnya media untuk komunikasi membuat pola hidup manusia cenderung semakin berubah.
Tiap-tiap orang pasti pernah mengalami “di gosipin”, “di cela”, “di tuduh”, dll yang bersifat berita negatif menimpa kita.
Dalam bahasa arab disebut “Ghibah” (membicarakan orang lain).
Diriwayatkan, suatu hari Siti Aisyah bersama Rasullullah SAW melihat ada orang yang sangat tinggi (jangkung) tubuhnya, dan spontan Siti Aisyah bilang “ya Rasull, orang itu tinggi sekali !!”
Langsung pada saat itu juga, Rasull meminta Siti Aisyah memuntahkan secara paksa dan apa yang terjadi???
“Segumpal daging busuk” keluar dari isi perutnya.
Kita mungkin menganggap yang dibicarakan Siti Aisyah adalah “wajar” karena orang itu “memang” tinggi, namun kenapa menjadi daging busuk???
Karena Rasull menilai, bisa jadi orang tersebut “tersinggung” dikatakan seprti itu (walau faktanya memang tinggi).
Point :
Cukupkanlah kita dengan sibuk membicarakan “keburukan” atau bahkan “memfitnah” orang lain, karena sebenarnya itu merupakan “hobi” yang justru membunuh prestasi !!
Kenapa???
Karena dengan sibuk menilai orang lain, justru kita lupa bahwa waktu terus bergulir dan ternyata “kita” sendiri lupa untuuk menilai diri kita sendiri.
Alhasil “tidak ada” perkembangan diri yang positif.
Bagi anda yang menjadi “bahan penilaian negatif”,
Bersyukurlah, karena justru itu menjadi pemompa semangat agar meningkatkan kualitas hidup.
So,
Marilah sibuk menilai diri, dengan pertanyaan-pertanyaan yang ekstrem:
1. Sudahkah orang tua saya bangga terhadap prestasi saya???
2. Bentuk nyata apa yang membuat keluarga saya bahagia???
3. Apakah kita sudah bisa bermanfaat bagi orang lain???
“Terus menyibukkan menilai diri, dan menjadikan penilaian orang sebagai pemacu semangat adalah kunci sukses anda”
Dalam beberapa kali pertanyaan seorang guru TK kepada muridnya, “besok mau jadi apa???” Pasti banyak yang jawab “dokter, pilot, polisi, dll”.
Ya, itulah sikap polos, berani, dan tegas seorang anak kecil yang tak pernah takut betapa “sulitnya” sebuah proses.
Namun, itu hanya kenangan, lambat laun semakin dewasa, saat ditanya “rencanamu mau jadi apa?”
Banyak para karyawan perusahaan yang menjawab “ya jalani saja kerjaan ini”.
Ya, saat posisi kita masih belum menemukan “passion”, hukumnya kita wajib “bingung” dan semakin kencang badai kebingungan kita, justru semakin baik !!
Kenapa?
Ya, setidaknya orang yang bingung !! Jauh lebih maju ketimbang orang yang “pasrah tanpa usaha” mencari “passion” yang sebenarnya.
Rasa bingung yang dikendalikan akan menjadi energi besar untuk mencari solusi,
“Ya saya harus bisa menentukan pilihan dan tujuan besar ini !!!”
Karena dengan energi itu, kita bisa menemukan “titik balik” yang pasti harus diambil secara berani untuk mencapai kegiatan kita yang penuh “passion” / “gairah”.
Ayo segera temukan “kebingunganmu”, berfikir keras untuk temukan “arah tujuan passionmu”, dan jangan lagi buang-buang waktu.
Bukankah kita ingin meninggalkan “jejak” untuk anak cucu???
“Orang yang bingung lebih maju daripada yang tak bingung namun tanpa tau arah mau kemana”
Semakin mudahnya akses tanpa batas melalui sejumlah social media (facebook, twitter, instagram, dll) membuat masyarakat Indonesia seakan menemukan “hal” baru.
Dengan mudahnya seseorang mengetahui “kondisi” orang lain hanya dengan cukup melihat apa yang orang lain “upload gambar”nya, “update status”nya, dan cara balas “BBM”nya. Seakan tak ada lagi batas jarak.
Dari beberapa pengamatan kecil saya, beberapa orang banyak yang gemar berbagi “masalah/kekesalan/kegalauan” di media sosial tersebut dan hampir 90% seakan menjadikan status berisi “berita negatif” harus di uploadnya.
Ada juga yang isinya hanya berita “baik”, semangat, dan berbagi pengalaman menarik untuk rekan-rekan nya.
Pertanyaannya, apakah jaminan orang yang selalu menawarkan dan membagikan “berita baik” pada faktanya dia selalu mengalami “kenyamanan dan kebahagiaan” selalu?? Jawabannya adalah “Tidak”.
Beberapa orang yang “berusaha” menawarkan “berita baik” pasti pernah mengalami masalah, namun mereka memiliki “konverter” untuk menyalurkan isi “masalahnya” dalam bentuk “berita baik” atau “pelajaran” untuk orang lain.
So,
Jika memang kita gak dipaksa dan bebas memilih, alangkah indahnya kita memilih “berbagi” status atau berita yang “positif” dibandingkan “negatif”.
Karena secara tidak langsung, itu akan mempengaruhi orang yang “membaca”nya.
Keluh kesah itu manusiawi, namun tak selamanya perlu di share ke orang lain jika tidak di perlukan.
Tetap semangat, tetap positif, dan berbagi senyum selalu.
“Gagal Itu Gaul” yang dimaksud dalam judul bukanlah kami membenarkan bahwa gagal itu perlu, namun lebih kearah bagaimana sebaiknya kita menyikapi kegagalan itu sendiri.
Kenapa Gagal Itu Gaul ??
Jelas, karena setiap orang yang gagal pasti dia sudah berusaha memperjuangkan tujuannya.
Dan dalam berusahaa itulah terdapat komunikasi secara team, bertanya pada orang lain dll. itu bisa terjadi.. itulah kenapa orang yang pernah gagal pasti “gaul”.
Anda Mau Gak Pernah Gagal??
Gampang saja caranya, kalo gak mau gagal ya gak usah mencoba apa-apa. Dan inilah orang yang sangat merugi jika berprinsip “gak usah aneh-aneh lah daripada gagal”.
Sejalan dengan kalimat Albert Einstein “seseorang yang gak pernah gagal sebenarnya orang yang gak pernah mencoba”.
Cara Memandang Gagal!!
Kalaupun kita belum bisa mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan, sebenarnya gagal adalah guru paling baik untuk menciptakan “cara” berjuang selanjutnya.
Orang yang semakin sering gagal, sebenarnya merupakan orang yang cerdas, karena sesungguhnya gagal itu punya “jatah” jumlahnya dalam hidup.
Contoh :
Saya sbenarnya punya jatah gagal 20 kali untuk mengejar mimpi menjadi “X”, nah semakin kita berani coba dan habiskan jatah gagal kta, semakin dekat akan mencapai tujuan itu.
Itulah kenapa orang yang gak mau bergerak akan menyesal dihari tua kelak, karena mereka kurang banyak “mencoba” untuk habiskan jatah gagal.
So,
Setelah susun apa mimpi mu, mari mulai detik ini juga, sekecil apapun langkah kita, “cobalah, cobalah dan cobalah, habiskan jatah gagalmu sesegera mungkin”.
Berkacalah pada Thomas Alva Edison dengan 9.955 kali gagal menciptakan lampu pijar.
Berkacalah pada Michael Jordan dengan 9000 kali tembakannya ke ring basket meleset.
Bersahabatlah dalam cara memandang “gagal”, karena justru orang yang semangat mencoba dan menghabiskan jatah gagal, dia lah calon orang besar!!