Fajar tertepis hangatnya sinar mentari
Walau aku masih ingin memeluk kedamaian pagi
Menenangkan jiwa yang kian rapuh
Terkikis kesepian hati yg berlarut-larut
Hari yg berlalu adalah hampa kosong
Ibarat tersesat di hamparan padang ilalang
Tanpa arah mengalir menggapai nafsu
Menepiskan akal tenggelam dalam dunia fatamorgana
Aku berharap hari ini benar-benar ada
Tak hanya diam terinjak takdir kehidupan
Tak hanya bersandar alasan berpaling dari kenyataan
Karena aku ingin melukis pelangi di sepanjang hidupku
======================================================
Kepergianku bukan berarti meninggalkanmu
Diamku bukan maksud untuk menghiraukanmu
Disini ku mengingat dan meratapi
Akal pun pergi tanpa berpesan
Saat ku sadari semuanya
Aku terbujur di negeri khayalan
Berharap akan fatamorgana
======================================================
Waktu itu akan terus berputar meskipun kita tiada
Tapi waktu tetap ada meskipun kita tak merasakanya
Tataplah masa depan yang ada di depan kita
Tapi ingat janganlah melupakan masa yang telah berlalu
Masa yang telah berlalu ada bukanlah untuk di lupakan
Tapi untuk di jadikan pelajaran
Banyak orang sukses karena bosan dengan masa lalunya yang pahit
Ia ingin masa depanya lebih baik dari masa lalunya
Ia menjadikan masa lalu sebagai pelajaran
Untuk merancang masa depannya agar lebih indah
======================================================
Meniti pekat dalam hembusan angin malam
Senandung lirih pun meluruhkan rasa
Aku dan kamu mungkin tak lagi tergapai oleh waktu
Namun penantian ini tetap tergapai oleh bayangan
Dan waktu tetap mencurah lewat detak jam
Dan kamu begitu saja melewatinya
Dan aku disini sendiri sepi
Hanya bisa membayangi rautmu lewat gemintang
Malam kian menjurang
Aku masih saja menggeluti bayangmu
Aku masih saja merangkulmu lewat bisikan malam
Sanggupkah kau merasakannya
======================================================
Hatinya adalah hatiku
Untuknya aku bertahan
Di matanya terlihat jelas
Sejuta cinta untukku
Kekebalan hati membuatnya padam
Tak ada rasa yang terbuang
Adalah diam dalam rinduku
Dan bunga dalam tidurku
Cintaku hanyalah segelas darah
Takkan tumpah hanya karenanya
Untuknya dan untukku
Tak terlupakan
Sepanjang hidupku
======================================================
Terkadang sesuatu yang berarti terlambat tuk di sadari
Sesuatu yang hilang sulit untuk di cari
Dan sesuatu yang pergi belum tentu kembali lagi
Jangan tunggu besok untuk melakukan sebuah perubahan yang baik
Tapi sekaranglah waktumu menunjukan kepada dunia
Bahwa kamu bisa kamu mampu dan kamu siap
======================================================
Terlarut ku dalam kehampaan
Duka yang menemani kesepian
Kecewa yang membius harapan
Luka yang membekas dalam angan
Nestapa selalu ku rasa
Padamkan cinta yang pernah membara
Tak mungkin ku genggam cinta
Karena rasa yang telah hancurkan semua
Lelahku melihat sikap acuhmu
Sesalku bertemu denganmu
Bila hanya debu yang tersisa
Ku tanya pada rintikan hujan
Namun tiada jawaban silam
Mengapa kau sulit ku dapatkan
Walau hanya dalam mimpi semalam
======================================================
Di saat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan gelak-tawa serta canda
Semuanya mengalir begitu saja
Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti
Kenangan-kenangan itu terasa tak kali kita pergi
Pergi meninggalkan semua kegembiraan yang melenakan
Satu persatu kenangan itu di putar kembali
Ada sederet senyum saat terlintas film-film yang lalu
Kenapa kegembiraan itu harus pergi
Kenapa tak selalu mengikuti kemana ku pergi
Kapan ini semua akan terulang
Akankah kita tetap seperti ini
Sahabat
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari waktu demi waktu
Tak kala kita lalui semuanya bersama
Banyak hal yang pernah terjadi
Semua kita lalui dengan segala kekurangan yang kita miliki
Kadang benci kesal dan kecewa
Juga senang hormat dan sayang
Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa
Yang sering kali tak pernah kita syukuri
======================================================
Dalam kebencian batinku menjerit
Terbelit asa segala problema
Luput dari takdir yang tak terencana
Keindahan dunia fatamorgana
Semua terasa sirna menjadi duka
Pertikaian dunia malapetaka
Luput dari takdir yang tak terencana
Keindahan dunia fatamorgana
Sepi ku gelisah
Hati penuh mimpi
Terbuai sendiri
Meratapi sebuah ilusi
Tangis jiwa raga
Hampa tubuhku terbakar
Kepedihan merasuk
Penuh kebencian
Di kehampaan ku terdiam
Dalam pedih
Dusta dunia penuh murka
Penuh dosa
======================================================
Pedihku selalu jalari hati
Senyumku selalu hiasi raut
Ku tebar suka tuk sembunyikan duka
Ku bilang bahagia sebenarnya sengsara
Biarlah mereka melihat
Tak perlu mereka merasakan
Sesaknya dada menghimpit sukma
Segala yang ada di jiwa hanya aku yang rasa
Tuk kesekian kalinya penat kembali matikan langkah
Hampa entah sampai kapan rasa ini kan terus menyapa
Bekunya rindu selimuti kalbu sesakan jiwa menikam rasa
Biarlah cinta dan kedamaian hidup tetap menjadi misteri
======================================================
Mentari yang terbit di ufuk timur
Aku ingin bertanya tentangnya
Tentang hatinya
Tentang perasaanya
Tentang kalimatnya
Dan tentang seberapa besar rindunya
Jika angin bertiup ke barat
Sampaikan salamku padanya
Katakan padanya
Setiap angin yang berhembus adalah nafasku
Ketika aku menyapamu
Rinduku ingin kedamaian
Bukan hanya musik kerinduan
Rinduku penuh pengharapan
Bukan hanya tuk berkasih sayang
======================================================
Rasa ini
Mungkin kau tak pernah tahu
Tapi apakah selamanya kau tak kan pernah tahu
Mungkin kau anggap ini biasa saja
Tapi tahukah
Setiap hal yg terlewati saat bersamamu
Semua terlukis indah dalam hati dan ingatanku
Salahkah jika aku mencintaimu
Ya mungkin itu memang salah
Tapi untuk mnghilangkan rasa ini
Itu tak kan mungkin
Rasa yg sudah tersimpan
Tak mungkin terbuang begitu saja
Maaf jika aku tetap mencintaimu
======================================================
Aku disini
Kau disana
Begitu jauh jarak antara kita
Tapi tetap ku merindumu
Hembusan angin menyapa sepi ini
Heningnya malam menyelimuti hatiku
Aku yang tak terbiasa tanpamu
Gelisah ku tanpamu
Dengarlah rintihanku
Wahai bidadari malamku
======================================================
Kau adalah mataku yang terpejam
Sebagaimana mimpi menemani sang tidur
Kau adalah mataku yang terpejam
Sebagaimana imaji menemani sang khayalan
Aku tahu betul perbedaan hasrat dengan cinta
Itu sebab kau hanyalah bayangan yang terjaga
======================================================
Lambat meratap sang waktu
Tertatih ku lewati masa-masa bersamamu
Histeris ku tatap suramnya cinta ini
Hening mencekam suasana bila kau dan aku berdua
Butiran air mata jatuh tiada guna
Pilu kurasa di hati nan lara
Jiwa menjerit tak bersuara
Sebuah makna terisrat dalam duka lara
Jika melihat dinginnya cintamu padaku
Tak terkelupas kulit-kulit cintamu
Hanya menyayat di benak
Raga tak mampu tuk berontak
Meski terpuruk dalam dinginnya cintamu
Masikah ada secerca cintamu untukku
Tuk mengiringiku menenun masa depan
Adakah sepercik kasih sayangmu yang tersisa
Yang mampu tenangkan aku kala gunda melanda raga
======================================================
Dan kini aku memilih diam
Diam untuk hatiku
Aku hanya akan bercerita kepada Tuhan
Bercerita kepada yang tepat
Menyerahkan rahasia hati
Kepada DIA yang sanggup merahasiakan
Bukan karena tak percaya
Bukan karena tak ada yang menemani
Tapi justru karena kedewasaan
Bisa begitu dekat saat kau tengah sendiri
Mengajak bicara hatimu saat tenangsa at hening
Kini saatnya menyimpan semua dalam diam
Dekap semua sendiri
Bercerita pada diri sndiri
Tidak kepada yang lain
Selanjutnya biarkan DIA yang menentukan akhir cerita
Yang coba ku rangkai di atas jalan-Nya
Biarkan DIA yang menentukan
Hati mana yang tepat untuk tempatku berbagi
======================================================
Pagi yg begitu dingin
Meriang sekujur jiwa
Hati yg merana
Tak ada satu pun pengertian yg di rasa
Wahai sebuah kenangan
Butir air hujan
Bukan membasuh tuk menghilangkan
Melainkan suburkan arti yang mendalam
Di setiap jengkal rongga-rongga
Dingin menyayat di dada
Bagaimana kabarmu
Sebuah kenangan masa lalu
Apa engkau juga merasakan
Hati yang sedang rasakan rindu
======================================================
Aku tersesat
Langkahku seakan rapuh tiada daya
Keinginan di benak seakan tiada mampu menopang
Berlalu hingga lenyap dalam pandangan buramku
Sesak raga ini di himpit perih kehilanganmu
Melahap sisa-sisa asa terpatri di hati
Engkau berlari begitu cepat
Sampai semangatku memudar di singgasananya
Bak lilin kecil di terpa badai
Perlahan namun pasti
Redup sampai cahayanya hilang dalam terkaman
Meninggalkan puing-puing sepi di ujung senja
Lukisan senyum itu terpaku di atas angan
Setiap saat kau raba dengan matamu
Hati yang senang jadilah tenang
Titipkan asamu pada jemari Tuhan tanpa wujud
Di lantunan doa penyubur harap di dalam hati
Bersama sujud ikhlas di ujung derita
Aku disini
Dalam riak ramai di ufuk senja ku bertengger
Dalam lantunan dzikir dan doaku pada-Nya
Tuk bertemu dirimu di akhir senja
Berharap malam menentukan takdir kita
Bersama hari esok di singgasana cinta
======================================================
Aku telah salah melangkah
Menjauhi ruang yang ku impikan
Membuatku masuk dalam gelap
Gelap yang penuh dengan warna
Teladanku telah menjauh
Bagaikan gunung es yang mencair
Mendekati kehancuran yang nyata
Tepat di depan mataku
Bagaimana ku harus menjalaninya
Sedangkan setengah hatiku telah bermimpi
Tuk bersama mereka di seberang nirwana
Istana sutra para pujangga
Adalah aku yang slalu pilu
Meratapi alur nurani yang tak bertepi
Dan penuh dengan caci maki
Serta sejuta topan badai yang menanti
======================================================
Saat semua sama
Terus mencari terbenam sepi
Seperti angin yang menjadikan semua hidup
Dan terus mengisi isi bumi
Tak ada ruang hampa
Awan yang terus menghiasi isi siang
Bulan yang terus menghiasi isi malam
Walau kadang bergemuruh ombak
Walau kadang diam kayu berdiri tegak
Tak lagi beda semua tuk mencapai tujuan
Jalani hari mencari warna
Tak sempat pupus layu sayup
Walau jedah keangkuhan
======================================================
Aku adalah kata-kata yang telah terucap
Oleh sang penuntunmu
Terbaca pada Kitab Suci Alquran
Sebagian diriku di titipkan
Pada hati yang mengejarku
Apakah hatimu ingin ku singgahi
Panggillah aku
Aku bukan kata-kata semu
Yang datang dari hati yang beku
Akan singgasana Ilahi Robbi
Yang akan terus membeku
Pada batas fana kehidupan
Yang di hadapannya hanya mulut jurang
Tanpa dasar yang siap menerkam
Apakah engkau ingin lebih mengerti tentang aku
Aku di datangkan untuk hati yang salju
Mencair sampai ke alam nirwana
Hai yang beratma raga
Ku sapa paras hati yang merinduku
Ku singgah istana otak yang memikirkanku
Ku bergetar di antara bibir yang melafazku
Bacalah aku dengan bahasa jiwamu
Ucapkanlah aku dengan suara hatimu
Renungkanlah aku dengan pedang pikirmu
Hembuskanlah aku dengan tiupan imanmu
Antarkan aku sampai ke langit biru
Agar kelak kau akan ku temani
Sampai ke Sidratul Munthaha
Sekali lagi ingatlah aku
Agar saat hari kebangkitan
Aku bisa mengenalmu
Wahai atma raga yang sedang tengadah
======================================================
Saat senja menghampiri
Suatu hati semakin redup
Ku telusuri di kesunyian ini
Menanti harapan yang tak pasti
Kegelisahan hati merajalela
Menjanjikan sejuta keindahan
Namun apa yang ku hadapi
Hanyalah kegelapan dan kegelapan
Ku terjaga dalam lamunan
Menghias di pelupuk mata
Hati selalu bertanya tanya
Ada apa dengan diriku
Dari hari ke hari telah ku lewati
Tiada lagi keindahan dalam hidupku
Bayangan itu selalu menghantuiku
Merasuk dalam dada menembus dalam jiwa
======================================================
Terkadang kita tidak sadar
Dengan keberadaan orang-orang terdekat di sekitar kita
Dan baru sadar ketika orang-orang terdekat tersebut
Di ambil dari hidup kita
Oleh karena itu mari kita sapa mereka
Dan sering berkomunikasi yang baik dengan mereka
Supaya tidak menyesal di kelak kemudian hari
======================================================
Tidurlah peluk asamu dalam impian
Mantapkan langkah songsong masa depan
Terpejamlah jangan hiraukan kicau murai tak bernyawa
Doaku hanya untukmu
Dapatkah aku memeluknya
Sekedar menjadi sandaran lelahnya
Bukan hidupnya
Karena aku tak berhak memilikinya
======================================================
0 komentar:
Posting Komentar