Jumat, 09 Maret 2012

0 PUISI KERINDUAN


Sekian lama aku mencoba melupakan
Bayang dirimu tak mau menghilang
Semakin aku berusaha melupakanmu
Bayanganmu terlukis semakin nyata

Sekian lama aku menahan cinta ini
Mencoba setia menunggumu
Tapi hanya harapan palsu yang kau berikan
Membuatku semakin merasakan
Betapa sakitnya menunggumu

Tak pernahkah kau berfikir tentang aku
Tentang perasaan cinta yang kau berikan
Yang hanya untukmu seorang
Walau kadang selalu terabaikan

Di manakah hatimu
Apakah kamu bisa merasakan
Sedikit saja tentang apa yang aku rasakan saat ini
Sakit hati yang selalu aku dapatkan

Ku mohon untuk sejenak saja
Berikan sedikit waktumu untukku
Agar aku tak merasakan kekecewaan lebih dalam lagi
Hanya sedikit saja yang ku minta

Berikan aku perhatianmu
Walau mungkin hanya seujung kuku
Tapi aku bisa merasakan
Sedikit kasih sayang yang kau berikan

Berikan aku sedikit semangat
Agar aku tak pernah lelah
Untuk selalu menunggumu
Wahai pujaanku


======================================================

Malam telah datang
Bintang telah bersinar
Bulan pun tersenyum dengan air matanya

Kunang-kunang hanya menari-nari
Mereka tau ku menangis
Menangis dalam istana kenangan

Dan ku merindukan kau
Engkau yang selalu tersenyum
Engkau yang selalu membuat kenangan

Kenangan pun kini telah sirna
Sirna setelah engkau tiada
Dan engkau tinggalkan ku dalam kerinduan

Rinduku sejauh bulan
Dan tak mungkin tergapai


======================================================

Seperti biasa rindu ini selalu bergelayut
Meronta-ronta mengacau penghuni jiwa
Hingga batin terkoyak
Dengan amukan rindu yang semakin menjadi

Peluh yang sebesar biji jagung
Hingga harus menetes keluar dari dalam tubuh
Mengeluarkan luapan api rindu
Yang selama ini menjadi problema

Sampai kutemukan benda kecil
Dengan 33 mutiara hitam dan 1 mutiara putih
Telah menerangi ruang batinku
Dengan alunan nada-nada sucinya

Rasa penat menunggu dan rasa lelah telah berkumandang
Menggemakan seluruh lapisan tubuh
Aku teringat akan mutiara tasbih
Membuatku jauh berpikir tenang

Di temani sang dewa malam
Ku tumpahkan seluruh kerinduan
Agar tasbih ini tampak menyilaukan
Bagaikan sang mutiara


======================================================

Lagi dan lagi
Rasa bersalah itu kian mengusikku
Tentang rasa di dalam dada
Saat kau bersamaku

Namamu begitu lekat dalam jiwa fikirku
Aku sangat menyayanginya
Sebagai salah satu nafas kecil titipan-Nya
Aku rindu sangat tak berkurang
Meskipun waktu semakin mempercepat gerakannya

Aku rindu saat melihatmu berjalan
Aku rindu saat aku memanggil namamu
Aku rindu mendengar suaramu
Aku rindu melihat caramu makan
Aku rindu saat melihatmu terlelap
Aku rindu saat kau bermanja dekatku

Namun semua sirna hanya dalam hitungan hari
Padahal aku telah lama bersammu
Bahkan semenjak kau kenal denganku
Sampai kita saling mencinta

Kini tak ada lagi kau yang lincah
Kini tak ada lagi alasan tuk merindu
Kini tak ada lagi sosok yang mencintaiku


======================================================

Setipis udara yang menaungiku
Setipis harapan yang tak mungkin lagi terwujud
Di kala sepi yang berjanji tak akan beranjak
Menantimu yang telah pergi
Mengingatkanku pada dirimu di masa lalu

Aku tahu kau pun telah menghilangkan segala hatimu untukku
Betapa aku terseok menghadapi kenyataan
Ratapan sedih yang ingin ku katakan
Mungkin tak akan bisa kau dengar

Tapi bila akhirnya aku bertemu dengan dirimu
Aku kan menulis selembar harapan
Berharap kau akan mencintaiku sekali lagi


======================================================

Di balik ketegaranmu ada kerapuhan
Di balik ketegasanmu ada kelembutan
Di balik kemarahanmu ada kasih sayang
Ibu aku sangat rindu sosokmu

Angin sunyi yang mendekam mu terasa dingin
Lain jika ada kau ibu yang slalu menghangatkan sanubari
Angin sunyi menjadi teman setia sejak kau jauh ibu
Namun ia kan selalu menyampaikan salamku untukmu
Dalam barisan doa yang tak pernah terputus

Semoga kebahagian slalu ada bersamamu
Meski kini ku jauh di rantauan
Tetapi rindu padamu takkan pernah padam

Aku merindukanmu ibu
Angin sunyi masih mendekap ku
Esok kita kan bertemu dalam rinaian kebahagiaan
Di mana aku dan ibu takkan terpisahkan


======================================================

Bangku reyot yang telah lapuk
Semak belukar bergelayut riang
Menjalar di seluruh pekarangan tubuhku
Hingga tiada yang ingin menyapaku

Rintihan suara tangis yang telah lama membisu
Seakan sembuh luka yang telah tergores
Tapi lagi kau ukirkan duri di dalam hatiku
Sakit semuanya sakit

Terus harapan palsu yang kau berikan
Aku bukan burung mainan
Yang bisa di terbangkan lalu di jatuhkan
Aku merindukanmu sebagai mutiara-mutiara langit
Yang mewarnai hamparan karpet biru

Inilah aku yang terus selalu menanti
Tak ku hiraukan burung-burung yang mendekatiku
Karena aku percaya
Tidak ada penantian yang sia-sia


======================================================


0 komentar:

Posting Komentar